ILMU PANGAN DASAR
LAPORAN
PENGAMATAN MUTU
SEREALIA
DAN KACANG-KACANGAN
DISUSUN
OLEH:
ERINA
LESTARI
XI-B
/ 12
UNIT
PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
AKADEMI
GIZI SURABAYA 2014
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Serealia merupakan
makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok
masing- masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia di tanah
Indonesia. Ada sagu yang menjadi makanan pokok masyarakat timur ( Maluku dan
Irian Jaya ). Beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia barat (
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali ).
Selain serealia,
Indonesia juga kaya akan berbagai jenis kacang- kacangan. Ada kacang hijau,
kacang merah, kacang tolo, kedelai dan lain- lain. Kacang – kacangan itu
memiliki banyak nutrisi seperti protein tinggi dan berbagai jenis vitamin.
Namun pemanfaatan
serealia dan kacang- kacangan belum maksimal. Masyarakat Indonesia masih
mengolah serealia sebagai makanan pokok dan kacang- kacangan sebagai sayuran.
Padahal manfaat kacang sangat besar bagi kesehatan manusia. Pengolahan serealia
dan kacang- kacangan secara tepat dan menarik bisa menambah nilai mutu dan jual
kedua jenis bahan tersebut. Namun masyarakat belum bisa melakukannya karena
kurangnya pengetahuan secara spesifik sifat- sifat serealia dan kacang-kacangan
baik secara biologis maupun kimiawi. Melihat kenyataan di atas, kami melakukan
penelitian tentang sifat- sifat kimia,fisiologis dan mutu dari serealia dan
kacang- kacangan.
Selain itu penelitian dan
pembuatan laporan ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Bahan Makanan
pada Bab serealia dan kacang-kacangan.
1.2. TUJUAN
¶
Mampu menentukan bentuk,jenis/nama berbagai macam
serealia dan kacang-kacangan dengan karakteristiknya.
¶
Mampu menjelaskan criteria mutu serealia dan
kacang-kacangan pada berbagai tingkatan mutu.
¶
Mampu menjelaskan berbagai prosedur penentuan mutu
serealia dan kacang-kacangan secara obyektif dan subjektif.
BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1. ALAT DAN BAHAN
Alat
dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
¶
BAHAN:
1.
Beras giling bermutu baik
2.
Beras giling bermutu kurang baik
3.
Jagung bermutu baik
4.
Jagung bermutu kurang baik
5.
Beras ketan bermutu baik
6.
Beras ketan bermutu kurang baik
7.
Kacang hijau bermutu baik
8.
Kacang hijau bermutu kurang baik
9.
Kacang kedelai bermutu baik
10. Kacang
kedelai bermutu kurang baik
11. Kacang
tanah bermutu baik
12. Kacang
tanah bermutu kurang baik
¶
ALAT:
1. Penggaris
dan jangka sorong
2. Timbangan
analitik
3. Beaker
glass 100 ml 1 buah
4. Oven
termostabil
5. Tabung
reaksi 2 buah
6. Piring
plastik 2 buah
7. Kompor
dan panci
8. Air
untuk merebus
9. Penjepit
kayu
2.2. PROSEDUR KERJA
1.
Penentuan bentuk dari jenis-jenis
serealia dan kacang-kacangan
· Memisahkan
kira-kira 100 butir masing-masing jenis serealia dan kacang-kacangan yang utuh
dan diaduk hingga homogen.
· Mengambil
3 butir secara acak dan setiap butir diukur panjang dan lebarnya (dan untuk
jagung juga tebalnya) dengan cermat, dihitung ukuran rata-rata dan HA ratio.
2.
Penentuan kadar air
· Menimbang
masing-masing bahan sebanyak 25 gr lalu memasukkannya ke dalam oven selama satu
jam
· Menimbang
berat bahan setelah dioven
· Menghitung
kader air dengan cara
Berat
sebelum prngovenan – berat setelah pengovenan x 100
Berat
sebelum pengovenan
3.
Penentuan kadar / persen kotoran
· Menimbang
bahan sebanyak 25 gram
· Memisahkan
kotoran atau benda asing yang terdapat dalam bahan
· Menimbang
berat kotorannya.
· Menghitung
persen kotoran dengan cara:
berat
kotoran
x 100%
berat
sebelum
4.
Penentuan kadar / persen kerusakan
· Menimbang
bahan sebanyak 25 gram
· Memisahkan
bahan yang sudah rusak (patah, hancur, atau cacat, biji berkerut, biji berwarna
lain, bentuk yang jauh dari normal)
· Menimbang
berat bahan yang rusak
· Menghitung
persen kerusakan dengan cara:
Biji
biji yang rusak x 100%
Berat
sebelum
5.
Densitas kamba
· Memasukkan
masing-masing bahan ke dalam beaker glass sampai volumenya mencapai 100ml.
Usahakan pengisiannya sampai benar-benar padat.
· Keluarkan
semua bahan dari beaker glass ukur dan timbang beratnya
6.
Pengamatan daya serap air
· Memanaskan
air dalam panci
· Menimban
bahan masing-masing 2 gramlalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi
· Menambahkan
20 ml air pada masing-masing tabung reaksi
· Memanaskan
bahan tersebut selama 20 menit
· Menimbang
berat bahan setelah pemasakan menggunakan timbanga analitik
· Menhitung
daya serap air menggunakan cara:
Berat
bahan (setelah masak-berat awal)
Berat
awal
7.
Penilaian rasio penimbangan
· Mengambil
3 butir bahan yang telah dimasak dalam tabung raksi secara acak
· Mengukur
panjang dan diameter masing-masing bahan yang telah dimasak
· Mengetahui
besarnya rasio pengembangan dengan cara:
Panjang
sesudah x 100%
Panjang
sebelum
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1. LEMBAR HASIL
PRAKTIKUM PENGAMATAN MUTU SERALIA
Parameter
mutu
|
Bahan
|
|||||
Beras B
|
Beras KB
|
Jagung B
|
Jagung KB
|
Ketan B
|
Ketan KB
|
|
WARNA
|
Putih, cerah
|
Kusam, kotor, kuning
|
Kuning cerah
|
Kuning, orange kecoklatan
|
Putih susu
|
Putih pucat, kusam
|
BENTUK & KESERAGAMAN
|
Utuh, sama besar
|
Pecah, tidak seragam
|
Bulat, sama besar
|
Lebih kecil, keriput, tidak seragam
|
Utuh, sama besar
|
Pecah, kotor, lengket
|
UKURAN (P,D) (cm)
|
P: 0,57
D: 0,31
|
P: 0,365
D: 0,4
|
P: 1
L: 0,88
D: 0,47
|
P: 0,176
L: 0,53
D: 0,3
|
P: 0,46
D: 0,1
|
P: 0,7
D: 0,2
|
BERAT (GR)/100 BTR
|
61 gr
|
2 gr
|
28 gr
|
22 gr
|
2 gr
|
2 gr
|
KADAR AIR (%)
|
12%
|
12%
|
8%
|
4%
|
8%
|
16%
|
PROSEN KOTORAN
|
0
|
12%
|
3,57%
|
7%
|
0
|
11,6%
|
PROSEN KERUSAKAN
|
0
|
60%
|
0
|
1%
|
8%
|
32%
|
DENSITAS KAMBA (GR/ML)
|
0,84 gr/ml
|
0,86 gr/ml
|
0,73 gr/ml
|
0,82 gr/ml
|
0,87 gr/ml
|
0,92 gr/ml
|
DAYA SERAP AIR (%)
|
50%
|
300%
|
20,72%
|
0
|
250%
|
250%
|
RASIO PENGEMBANGAN
|
162,74%
|
135,5 %
|
117%
|
112,5%
|
191%
|
161,42%
|
KESIMPULAN MUTU
|
Baik
|
Kurang baik
|
Baik
|
Kurang baik
|
Baik
|
Kurang baik
|
3.2. LEMBAR HASIL
PRAKTIKUM PENGAMATAN MUTU
KACANG-KACANGAN
Parameter mutu
|
Bahan
|
|||||
Kedelai B
|
Kedelai KB
|
Kc. Hijau B
|
Kc. Hijau KB
|
Kc. Tanah B
|
Kc. Tanah KB
|
|
WARNA
|
Kuning cerah
|
Warna tidak sama
|
Hijau tajam
|
Hijau kecoklatan
|
Coklat cerah
|
Coklat kehitaman
|
BENTUK & KESERAGAMAN
|
utuh, seragam
|
Gepeng, kecil, tidak seragam
|
Bulat, sama besar
|
Banyak lubang, tidak seragam
|
Seragam
|
Kisut, tidak seragam
|
UKURAN (P,D) (cm)
|
P: 0,3
D:0,3
|
P: 0,385
L: 0,55
D: 0,15
|
P: 0,51
L: 0,46
|
P: 0,38
L: 0,37
|
P: 1,2
L:
|
P: 0,67
L:
|
BERAT (GR)/100 BTR
|
15,7 gr
|
9 gr
|
8 gr
|
3 gr
|
43 gr
|
23 gr
|
KADAR AIR (%)
|
4%
|
12%
|
4%
|
8%
|
8%
|
8 %
|
PROSEN KOTORAN
|
0
|
8%
|
12,5%
|
0
|
19%
|
27%
|
PROSEN KERUSAKAN
|
0
|
4%
|
0
|
0
|
0
|
84%
|
DENSITAS KAMBA (GR/ML)
|
0,70 gr/ml
|
0,73 gr/ml
|
0,83 gr/ml
|
0,77 gr/ml
|
0,65 gr/ml
|
0,70 gr/ml
|
DAYA SERAP AIR (%)
|
0
|
50%
|
29,92%
|
0
|
50%
|
150%
|
RASIO PENGEMBANGAN
|
416,67%
|
125,9%
|
140,38%
|
150 %
|
100%
|
96,82%
|
KESIMPULAN MUTU
|
Baik
|
Kurang baik
|
Baik
|
Kurang baik
|
Baik
|
Kurang baik
|
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. BERAS
Berdasarkan SNI, mutu
beras dapat dibedakan menjadi :
Tabel 1 Sumber: Badan Standarisasi nasional
(2008)
Komponen Mutu
|
Satuan
|
Mutu
I
|
Mutu
II
|
Mutu
III
|
Mutu
IV
|
Mutu
V
|
Derajad sosoh (Minimum)
|
%
|
100
|
100
|
95
|
95
|
95
|
Kadar Air (Maksimum)
|
%
|
14
|
14
|
14
|
14
|
15
|
Beras Kepala (Minimum)
|
%
|
95
|
89
|
78
|
73
|
60
|
Butir Patah(Maksimum)
|
%
|
5
|
10
|
20
|
25
|
35
|
Butir Menir (Maksimum)
|
%
|
|
1
|
2
|
2
|
5
|
Butir Merah (Maksimum)
|
%
|
|
1
|
2
|
3
|
3
|
Butir kapur (Maksimum)
|
%
|
|
1
|
2
|
3
|
5
|
Benda Asing (Maksimum)
|
%
|
|
1
|
2
|
3
|
5
|
Butir Gabah (Maksimum)
|
Butir/100 gr
|
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Dari
pengamatan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa beras yang baik memiliki
warna yang lebih cerah dari beras yang kurang baik. Diitinjau dari jumlah
kotoran, butir pecah, dan benda asing, beras yang baik termasuk dalam mutu I
karena tidak adanya
kotoran dan biji patah pada bahan tersebut memiliki daya serap air yang rendah
yang mengindikasikan kadar amilopektin sehingga dapat dikatagorikan sebagai
beras berkualitas buruk. Sedangkan untuk beras yg kurang baik memiliki Kotoran/campuran 12% ,
maka dilihat dengan tabel SNI termasuk mutu V. Batas butir rusak yang di ijinkan
biasanya tidak lebih dari 5% (g%).
4.2. JAGUNG
Berdasarkan SNI, mutu
jagung dapat dibedakan menjadi :
Tabel 2 sumber: http://sisni.bns.go.id/
NO
|
JENIS UJI
|
SATUAN
|
PERSYARATAN UMUM
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
KADAR AIR
|
( % )
|
MAKS. 14
|
MAKS. 14
|
MAKS. 16
|
MAKS. 17
|
2
|
BUTIR RUSAK
|
( % )
|
MAKS. 2
|
MAKS . 4
|
MAKS. 7
|
MAKS. 8
|
3
|
BUTIR WARNA LAIN
|
( % )
|
MAKS. 1
|
MAKS. 3
|
MAKS. 3
|
MAKS. 10
|
4
|
BUTIR PECAH
|
( % )
|
MAKS. 1
|
MAKS. 2
|
MAKS. 3
|
MAKS. 5
|
5
|
KOTORAN
|
( % )
|
MAKS. 1
|
MAKS. 1
|
MAKS. 2
|
MAKS. 2
|
Dari
hasil pengamatan, warna jagung yang berkualitas baik berwarna kuning cerah,
bentuknya lebih besar dan seragam. Jagung yang berkualitas kurang baik
bentuknya lebih kecil daripada jagung yang berkualitas baik sehingga
mempengaruhi berat jagung per 100 gr. Persen kotoran dan biji patah jagung baik
memiliki angka lebih rendah dari pada jagung kurang baik. Hal ini menghasilkan
bahwa jagung I berkualitas lebih baik dibandingkan jagung II.
4.3. BERAS KETAN
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan menyatakan bahwa beras ketan I memiliki
panjang 4,6 mm, sedangkan beras ketan I memiliki panjang 7 mm. Warna beras
ketan I putih cerah, sedangkan beras ketan II berwarna kusam. Selain itu, nilai
kadar air beras ketan pada jenis I 8 % dan beras ketan II 16%. Pada beras kentan II menyerap air lebih
banyak. Pada beras ketan yang di uji kan, hasil persen kotoran dengan hasil
biji patah lebih banyak pada beras ketan II. Jika ditinjau dari persen kotoran
dan kerusakan ditambah dengan hasil desitas kamba yang menyatakan bahwa beras
ketan I dapat dikatagorikan sebagai beras ketan berkualitas baik.
4.4. KACANG HIJAU
NO
|
JENIS UJI
|
SATUAN
|
PERSYARATAN UMUM
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
KADAR AIR
|
( % )
|
13
|
14
|
14
|
14
|
2
|
BUTIR RUSAK
|
( % )
|
1
|
3
|
3
|
5
|
3
|
BUTIR WARNA LAIN
|
( % )
|
1
|
2
|
2
|
3
|
4
|
BUTIR PECAH
|
( % )
|
0
|
1
|
1
|
2
|
5
|
KOTORAN
|
( % )
|
1
|
3
|
3
|
5
|
Berdasarkan
hasil pengamatan, warna kacang hijau I
berwarna hijau tajam dan bentuknya seragam sama besar. Sedangkan kacang hijau
II berwarna hijau kecoklatan, bentuknya lebih kecil dan banyak lubangnya.
Kadar
air pada kacang hijau I 4 %dan kacang hijau II 8 %. . Jika ditibjau dari
banyaknya kotoran dan biji patah, kacang hijau I kacang hijau yang bermutu baik
dibandingkan kacang hijau II yang bermutu buruk. Selain itu rasio pengembanngan
kacang hijau I juga lebih baik dibandingkan kacang hijau II.
4.5. KACANG KEDELAI
NO
|
JENIS UJI
|
SATUAN
|
PERSYARATAN UMUM
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
KADAR AIR
|
( % )
|
13
|
14
|
14
|
14
|
2
|
BUTIR RUSAK
|
( % )
|
1
|
2
|
3
|
3
|
3
|
BUTIR WARNA LAIN
|
( % )
|
1
|
2
|
2
|
3
|
4
|
BUTIR PECAH
|
( % )
|
0
|
1
|
1
|
3
|
5
|
KOTORAN
|
( % )
|
0
|
1
|
3
|
2
|
Menurut
hasil praktikum, dapat dilihat bahwa
kdar air kacang kedelai I dan kadar air kacang kedelai II memiliki kadar air 4
% dan 12%. Hal ini sesuai dengan tabel SNI yang mengidenfikasikan semakin baik
kacang kedelai semakin sedikit kadar airnya.
Hal ini tentu sama
dengan tabel SNI mutu kacang kedelai di atas semakin baik mutu kacang kedelai,
semakin sedikit persen kotoran, kerusakan, dan patahnya.
4.6. KACANG TANAH
NO
|
JENIS UJI
|
SATUAN
|
PERSYARATAN UMUM
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
KADAR AIR
|
( % )
|
MAKS. 6
|
MAKS. 7
|
MAKS. 7
|
MAKS. 8
|
2
|
BUTIR RUSAK
|
( % )
|
MAKS. 0
|
MAKS . 1
|
MAKS. 1
|
MAKS. 2
|
3
|
BUTIR BELAH
|
( % )
|
MAKS. 1
|
MAKS. 5
|
MAKS. 5
|
MAKS. 10
|
4
|
BUTIR WARNA LAIN
|
( % )
|
MAKS. 0
|
MAKS. 2
|
MAKS. 2
|
MAKS. 3
|
5
|
BUTIR KERIPUT
|
( % )
|
MAKS. 0
|
MAKS. 1
|
MAKS. 2
|
MAKS. 4
|
Berdasarkan
hasil pengamatan, kacang tanah I dan II memiliki kadar air yang sama yaitu 8% dan
persen biji patah sebesar kacang tanah I 19% sedangkan kacang tanah II 27%,
sehingga kacang tanah I dapat dikategorikan sebagai kacang bermutu baik
dibandingkan kacang tanah II.
BAB V
KESIMPULAN
Serealia dan kacang- kacangan
memiliki berbagai macam karakteristik. Mutu serealia bisa di lihat dari warna,
ukuran, jumlah benda asing, butir rusak , butir yang patah, butir yang
menguning. Begitu juga kacang-kacangan bisa di identifikasi mutunya dengan
melihat jumlah benda asing dan butir yang rusak.Namun tidak itu saja yang
bisa digunakan untuk menilai mutu serealia dan kacang-kacangan. Daya serap air
dan sifat organoleptik juga mempengaruhinya. Untuk perhitungan berat suatu
bahan dari serealia bisa menggunakan cara menghitung densitas kamba sehingga
diperoleh ukuran gr/ml.
DAFTAR PUSTAKA
▪
Persatuan Ahli Gizi Indonesia,2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Jakarta:
Persagi.