ILMU PANGAN DASAR
LAPORAN
PENGAMATAN MUTU
TEPUNG
DAN UMBI-UMBIAN
DISUSUN
OLEH:
ERINA
LESTARI
XI-B
/ 12
UNIT
PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
AKADEMI
GIZI SURABAYA 2014
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Tepung adalah
partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung
pemakaiannya. Biasanya tepung di gunakan untuk keperluan penelitian, rumah
tangga dan bahan baku industri. Tepung biasa berasal dari bahan nabati misal
tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau
hewani misal tepung tulang atau tepung ikan. Bahan tambahannya dari ikan yang
di keringkan lalu di tumbuk. Setiap jenis tepung dapat di bedakan dari warna,
aroma, kehalusan dan bentuk granula patinya. Jenis-jenis tepung antara lain=
tepung terigu, tepung maizena, tepung beras, tepung ketan,tepung tapioka,
tepung sagu dan tepung panir. Tepung juga mempunyai sifat gluten, dimana yang
dimaksud dengan gluten yaitu suatu senyawa protein yang terdapat pada tepung
terigu yang bersifat kenyal dan elastis yang di perlukan dalam pembuatan roti
agar dapat mengembang dengan sempurna. Umumnya kandungan gluten menentukan
kadar protein tepung terigu. Semakin tinggi kandungan glutennya, semakin tinggi
kadar protein tepung terigu.gluten juga mempunyai sifat menyerap air, elastis
dan plastis.
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang
diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut,
kunyit, gadung, bawang, jahe, kencur, talas, kimpul, gembili, ganyong,
bengkoang dan sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut merupakan sumber
karbohidrat terutama pati atau merupakan sumber cita rasa dan aroma karena
mengandung oleoresin2.
Umbi-umbian dapat
dibedakan berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang. Umbi akar
atau batang sebenarnya merupakan bagian akar atau batang yang digunakan sebagai
tempat menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk umbi akar misalnya ubi kayu
dan bengkuang, sedangkan ubi jalar, kentang, dan gadung merupakan umbi batang2.
1.2.
TUJUAN
I.2.1.
Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik.
1. Mengetahui warna dan bentuk masing-masing bahan.
2. Mengetahui ukuran panjang, lebar, dan tebal bahan
3. Mengetahui kisaran berat bahan.
1. Mengetahui warna dan bentuk masing-masing bahan.
2. Mengetahui ukuran panjang, lebar, dan tebal bahan
3. Mengetahui kisaran berat bahan.
I.2.3. Standar Mutu Tepung.
1. Mengetahui keadaan (bau, rasa, dan warna).
2. Mengetahui adanya benda asing.
3. Mengetahui derajat kehalusan dari bahan.
BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
¶
BAHAN:
1. Singkong
putih
2. Singkong
kuning
3. Ubi
jalar putih
4. Ubi
jalar kuning
5. Ubi
jalar ungu
6. Mbote
7. Tepung
beras
8. Tepung
maizena
9. Tepung
tapioka
10. Tepung
hunkwee
11. Tepung
terigu gluten tinggi
12. Tepung
terigu gluten rendah
¶
ALAT:
1. Penggaris
dan jangka sorong
2. Timbangan
analitik
3. Beaker
glass 100 ml 1 buah
4. Oven
termostabil
5. Pisau
6. Piring
plastik 2 buah
7. Kompor
dan panci
8. Air
untuk merebus
9. Cawan
petri
10.Mikroskop
11.Ayakan
12.Sendok
pengaduk
2.2.
PROSEDUR KERJA
1.
Menentukan
jenis / nama umbi-umbian
· Umbi
yang telah diambil dibersihkan dan dicuci, ditimbang beratnya, diukur panjang
dan diameternya
· Diamati
bentuk, warna, dan sifat fisiknya.
· Dikupas
dan diamati lapisan pada kulit dan warna daging bagian dalam ubi
2. Penentuan mutu umbi-umbian
· Umbi
dibersihkan dari tanah yang menutup kulitnya
· Dilakukan
pengamatan secara subyektif terhadap besar ubi, bentuk, warna kulit, tanda-
tanda kerusakan ( memar, luka, berjamur, dll)
· Semakin
banyak tanda- tanda kerusakan, semakin kecil besarnya, dan semakin banyak
lekukan pada bentuknya dan semakin rendah mutunya
3. Menentukan bagian yang dapat
dimakan
· Umbi
dibersihkan, dicuci, dan ditimbang
· Umbi
dikupas dan ditimbang bagian yang dapat dimakan
· Dihitung
berat yang dapat dimakan terhadap berat kotor/ berat kulit dalam persen dengan
rumus
BDD
= ![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
4.
Penentuan
sifat fisik tepung
· Amati
warna dari jenis-jenis tepung.
· Identifikasi
bau/aroma jenis-jenis tepung dengan menggunakan indera pencium
· Identifikasi
kehalusan jenis-jenis tepung dengan menggunakan indera perasa (tangan)
· Lakukan
pengayakan dengan ayakan pada tingkat kehalusan 100 mesh. Timbang kotorn yang
tersisa, hitung dalam persen menggunakan rumus
5.
Bentuk
mikroskopis
· Letakkan
sedikit tepung dan setetes air pada objek glass dan tetesi dengan metil biru kemudian
keringkan
· Amati
bentuk tepungnya dibawah mikroskop
· Gambar
dan cantumka dalam laporan berapa kali pembesarannya
· Bandingkan
bentuk mikroskopik jenis-jenis tepung dengan gambar.
6.
Kadar
gluten tepung terigu
· Timbang
tepung terigu sebanyak 50 gram
· Tambahkan
larutan NaCl 1 % sebanyak 15ml. Uleni sampai terbentuk adonan yang elastis.
· Bentuk
adonan menjadi bola dan rendam dalam air selama 1 menit
· Cuci
dengan air mengalir sampai air cucian jernih
· Timbang
sisa adonan sebagai gluten basah
· Hitung
persen gluten yang diperoleh dari berbagai jenis tepung terigu
7. Densitas kamba
· Memasukkan
tepung ke dalam beaker glass sampai volumenya mencapai 100ml. Usahakan
pengisiannya sampai benar-benar padat.
· Keluarkan
semua bahan dari beaker glass ukur dan timbang beratnya
8. Uji bleaching pada tepung terigu
· Larutkan
tepung terigu sebanyak 14,17 gram dalam 50 ml pethroleum eter (atau benzene non
polar, eter non polar)
· Biarkan
mengendap
· Terigu
yang tidak dibleaching akan menyebabkan cairan supernatant berwarna kuning
· Terigu
yang dibleaching tidak menimbulkan warna pada cairan supertant
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1.
TERLAMPIR
3.1.1. Lampiran 1 Pengamatan mutu Umbi-umbian
3.1.2. Lampiran 2 Pengamatan mutu Tepung
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1. SINGKONG PUTIH
Dari pengamatan yang telah dilakukan, singkong putih memiliki kulit
berwarna cokelat dan bentuk tidak seragam. Memiliki panjang 24,3 cm dan
diameternya 4,153 cm. Berat rata-ratanya 763,3 gr dan daging umbi berwarna
putih bersih. Tidak terdapat tanda kerusakan atau cacat dan BDDnya adalah
82,3%. Jadi singkong putih yang diamati
memiliki mutu yang baik.
4.2.
SINGKONG KUNING
Singkong
kuning yang telah diamati memiliki bentuk yang tidak seragam ada yang besar dan
ada yang kecil dengan panjang rata-rata 32 cm dan diameternya 5,95cm. Berat
rata-ratanya adalah 636,6 gram, dan BDDnya 87,8%. Memiliki kulit berwana cokelat, daging umbi
berwarna kuning keputihan, bentuk berlekuk dan banyak mata yang menunjukkan
bahwa singkong kuning yang diamati mutu yang kurang baik.
4.3.
UBI JALAR PUTIH
Dari
hasil pengamatan, ubi jalar putih memiliki kulit berwarna ungu, sedikit susah
membedakan dengan kulit ubi jalar ungu yang memiliki kulit berwarna ungu juga.
Berbentuk tidak seragam, sedikit berlekuk , daging umbi berwarna putih susu dan
terdapat banyak mata serta ada luka pada daging umbi. Memiliki panjang 16,83
dan diameternya 4,5 cm. Bentuk mikroskopis dari ubi jalar putih adalah sebagi
berikut:
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
4.4.
UBI JALAR KUNING
Berdasarkan
hasil pengamatan, ubi jalar kuning ini memiliki mutu yang kurang baik karena
bentuknya tidak seragam, banyak lekukan, ada mata, berlubang dan ada bercak
pada daging umbi yang mempunyai warna putih kekningan tsb. Memiliki kulit
berwarna kuning kecoklatan dan berat rata-ratanya adalah 393,67 gram. BDD dari
ubi jalar kuning ini adalah 83,72%. Bentuk mikroskopis dari ubi jalar kuning
adalah sebagai berikut:
![](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
4.5.
UBI JALAR UNGU
Ubi
jalar ungu yang diamati bentuknya tidak
seragam, ada yang berbentuk bulat, lonjong, atau benjol - benjol. Warna kulit
ubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbinya. Ubi jalar ungu
memiliki kulit berwarna coklat keunguan dan daging umbi berwarna ungu.
Panajngnya 17 cm dan diameternya 4,1 cm. Berat rata-ratanya adalah 109,8 dan
BDD dari ubi jalar ungu yaitu 84,9%. Sifat fisik dari ubi ungu ini bentuknya
berlekuk, banyak bercak, lubang, dan mata yang menunjukkan bahwa ubi memiliki
mutu yang kurang baik.
4.6.
MBOTE
Mbote
yang kami amati memiliki kulit berwana coklat tua dan warna umbi adalah putih
kecoklatan. Memiliki diameter 5,5cm dan panjang 20cm serta BDDnya sebesar
92,7%. Berat rata-ratanya adalah 356,7 gram. Mbote yang kami amati memiliki
mutu yang baik karena tandakerusakan / cacat hanya sebagian kecil, benyuk
seragam dan tidak berlekuk.
4.7.
TEPUNG BERAS
Sifat
fisik dari tepung beras yang diamati, memiliki aroma yang khas, berwarna putih
bersih, teksturnya halus namun sedikit kasar. Densitas kamba tp.beras yaitu
50gr/100ml dan kadar airnya adalah 0%. Bentuk mikroskopis dapat dilihat pada
lampiran yang menunjukkan bahwa tepung beras tersebut bermutu baik.
4.8.
TEPUNG MAIZENA
Berdasarkan
pengamatan, tepung maizena memiliki aroma yang tidak apek dan berwarna putih
bersih, teksturnya halus tanpa ada kotoran yang menunjukkan bahwa tepung
bermutu baik. Kadar airnya 12% dan memiliki densitas kamba sebesar 46gr/100ml.
4.9.
TEPUNG TAPIOKA
Tepung
tapioka yang kami amati, tepung tapioka berwarna putih cerah dan beraroma tidak
apek. Teksturnya halus dan licin serta memiliki densitas kamba sebesar 53 gr/
100ml. Tepung tapioka ini bermutu baik karena hanya terdapat kotoran 0,053
gram.
4.10.
TEPUNG HUNKWEE
Dari
penelitian yang telah dilakukan, tepung hunkwe ini bermutu baik karena berwarna
putih dan aromanya harum serta teksturnya halus dan licin. Hanya terdapat
kotoran 1480 gram dan memiliki kadar air 12% serta densitas kambanya adalah 79
gram/ 100ml.
4.11.
TEPUNG TERIGU GLUTEN TINGGI
Pengamatan
tepung terigu sedikit berbeda jika dibandingkan dengan tepung jenis yang lain.
Sifat fisik dar tepung terigu gluten tinggi adalah berwarna putih kekuningan,
aromaya khas dan tidak ada kotoran. Kadar gluten dari tepung terigu gluten
tinggi yakni 84% dan daya serap air khusus tepung terigu adalah 40%. Tepung yang dinyatakan bermutu
baik ini positif mengandung bahan pemucat (bleaching) dan memiliki densitas
kamba sebesar 80 gram/100ml
4.12.
TEPUNG TERIGU GLUTEN RENDAH
Berdasarkan
hasil pengamatan, tepung terigu gluten rendah berwarna putih bersih, bau tidak
apek, dan teksturnya halus. Tepung ini dinyatakan bermutu baik karena kadar
kotorannya adalah 0 dan kadar airnya 12%. Memiliki kadar gluten yang rendah
yaitu 44% dan daya serapnya 40%. Tepung terigu gluten rendh positif mengandung bahan pemucat (bleaching).
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang telah kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa Umbi-umbian
memiliki jenis yang berbeda-beda. bentuknya tidak seragam, ada yang berbentuk
bulat, lonjong, atau benjol - benjol, banyak mata. Pada umumnya ubi jalar lebih
pendek dari pada ubi kayu dan diameternya juga lebih kecil daripada ubi kayu.
Secara fisik, kulit ubi jalar lebih tipis dibandingkan kulit ubi kayu dan
merupakan umbi dari bagian batang tanaman. Ubi jalar juga lebih ringan
dibandingkan dengan ubi kayu karena ukurannya yang lebih kecil. Warna kulit ubi
jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbinya. Pada umumnya warna
kulit luarnya putih kekuningan atau merah keunguan. Warna daging umbinya juga
bermacam-macam, dapat berwarna putih, kuning, jingga, kemerahan atau keabuan.
Warna ini disebabkan oleh daging umbi mengandung pigmen warna merah yaitu
karotenoid yang merupakan indikator adanya betakaroten. Betakaroten merupakan
salah satu zat gizi yang penting bagi tubuh kita sebab betakaroten juga
merupakan prekursor vitamin A (provitamin A). Karena setiap molekul
betakaroten di dalam tubuh manusia dan hewan menjadi dua molekul vitamin
A. Jumlah vitamin A pada ubi jalar berkisar 60-7700 mg.
Kemudian, praktikum ini sangat penting
untuk kita menekiti jenis-jenis tepung. Karena untuk mengetahui kualitas dan
protein yang terkandung di dalam tepung tersebut. Kita juga dapat mengetahui
tekstur, warna dan aroma dari masing-masing tepung tersebut, juga dapat
mengetahui tingakat kehalusan pada tepung tersebut. Tepung terigu memakai bahan
pemucat / blancing yang mengandung sulfur, dan dosis maksimum dari sulfur
adalah 200 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
▪ Persatuan
Ahli Gizi Indonesia,2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Jakarta:
Persagi.
§ Modul
Praktikum Ilmu Kimia Dasar. Akademi Gizi Surabaya 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar